Jumat, 24 Mei 2013

Menuju sekolah adiwiyata

Diposting oleh arimbiputri di 00.42 0 komentar





Hay …….  teman-teman….
Kembali lagi sama aku di sini… untuk membahas tentang berbagai cara sekolah ku untuk menuju sekolah adiwiyata..
Nah…
Sekolah adiwiyata itu adalah sekolah yang berbasis lingkungan loh…pengin tau kan kayak manaa ayooo !!!
Sekolah aku ini adalah sekolah adiwiyata,sering di sebut juga  GO GREEN.GO GREN itu sendiri adalah kalimat atau cara agar masyarakat sekolah  peduli atas lingkungan sekitar sekolah..yaa  agar suasananya sejuk dan indah..kan kalau lingkungan nya nyaman,belajar nya jadii semangat!!
Nah kalimat GO GREEN engak Cuma terkenal di lingkungan sekolah aku aja,bahkan di seluruh dunia tau,,.jika semua orang tauu  penting nya penghijauan lingkungan…bias menyelamatkan bumi dari pemanasan global loh..
Aku di sini  mau kasih tau temen-temen upaya atau cara sekolah aku menuju sekolah adiwiyata ..di simak baek-baek ya ,,soal nya penting banget nii!!

Cara yang pertama adalah :
1.Green House
Dengan adanya green house di sekolah kita…kita pasti tau dong apa fungsi green houseitu…fungsi nya itu sendiri adalah untuk mewujudkan lingkungan yang nyaman dan indah teman-teman,jadi harus di rawat ya green house nya …






2.Membuang Sampah Pada Tempat nya
Nah kita harus membuang sampah pada tempat nya dan harus bisa membedakan mana yang sampah organik dan sampah anorganik ..kalau yang sampah organik bisa di gunakan  untuk membuat pupuk kompos …kalau yang anorganik bisaa jadii kerajinan ,,,




3.Hemat energy
Dengan menghemat energy .,kita bisa mengurangi pemanasan global secara otomatis loh..!!




4.Pemanfaatan Barang Bekas
 Ini termasuk dalam sampah anorganik yang bisa di manfaat kan kembalii dengar cara inii teman- teman ..ada nilai nya dan ada harga nya loh bagus kan ….!!







5.Pembuatan Pupuk Kompos
Pembuatan pupuk kompos di sekolah aku itu di kerjaan oleh siswa-siswinya sekolah aku..supaya mereka dapat belajar sekaligus langsung dapat terjun untuk bisa membuat pupuk kompos …. Liat ya cara buat nyaa !!






7.Menyediakan Tempat Cuci Tangan
Sebelum kita makan dan minum pasti harus cuci tangan kann… gx itu aja temen-temen sehabis pegang sampah atau pun yang lain harus tetep cuci tangan yaa,,, jangan lupa matikan lagi air setelah tidak di gunakan yaa kita kan hemat air….














Kamis, 23 Mei 2013

video go green

Diposting oleh arimbiputri di 15.53 0 komentar

video go green

Diposting oleh arimbiputri di 15.47 0 komentar

Go Green

Diposting oleh arimbiputri di 00.25 0 komentar

  mulai penghijauan dari hal yang kecil dan menjaga kelestarian penghijaun yang ada.

Efek global warming semakin hari semakin terasa. Penghijauan merupakan cara terbaik untuk mengurangi hal tersebut.
sebelumnya ,saya akan menjelaskan  keadaan udara kita saat ini yaitu Pemanasan global ,Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun terakhir.terbukti Semakin hari, banyak yang membicarakan tentang efek global warming seperti diantaranya suhu udara yang meningkat, perubahan cuaca ekstrim dan ketidak teraturan musim. Sepertinya, Kesadaran manusia akan pentingnya penghijauan sendiri sangat minim. Saya sendiri mengakui bahwa manusia justru semakin sibuk untuk menambah gobal warming itu sendiri seperti, memperparah polusi udara, penggunaan CFC pada lemari Es dan AC, meningkatnya jumlah penduduk dan aktifitasanya,teknologi,pemanfaat hutan yang tidak sesuai(pembalakan liar), dll lain sebagainya. Sementara yang memikirkan akan penghijauan itu sendiri sangat sedikit. Sehingga polusi dimana-mana,
sudah saatnya mulai sekarang terapkan lah Go Green lingkungan kita , memang diperlukan kesadaran dari manusia itu sendiri untuk mengurangi polusi. mulai lah dengan menerapkan Go Green di lingkungan terdekat seperti yang di terapkan di kampus POLITEKNIK NEGERI JEMBER memang kampus harus merupakan tempat yang nyaman, bersih, teduh (hijau), indah dan sehat dalam menimba ilmu pengetahuan, Kemudian lingkungan kampus sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari ekosistem perkotaan tidak sedikit peranan dan sumbangannya bagi meningkatkan maupun dalam menurunkan pemanasan global di kampus POLITEHNIK NEGERI JEMBER terpampang  di depan maupun dalam kampus yang bertulisan Go Green , penghijauan kita lihat disetiap sudut gedung , pinggir jalan , pekarangan lahan belakang , dan disekeliling pagar maupun dalam gedung nya. memang masih banyak yang melanggar peraturan Go Green kampus tetapi kita terus mngembangkan Go Green secara perlahan agar dapat mengurangi polusi di alam ini, di lingkungan POLIJE kehijauan dimana mana itu sudah cukup untuk mengurangi polusi sekitarnya namun yang mengakibatkan polusi juga perlu kesadaran nya agar dapat mengurangi pemakaian bahan bahan yang menyebabkan polusi tersebut. kita menerapkan Go Green dikampus agar kampus kita dapat menjadi contoh dari kampus kampus lainnya, jika terlaksana dengan baik maka itu merupakan sebuah prestasi bagi kita dan kampus kita,bahkan orang orang yang secara terus menerus melihat spanduk Go Green juga akan perlahan sadar akan polusi yang dibuatnya setiap hari tetapi semua butuh waktu dan  perlu diketatkan nya peraturan Go Green, agar terlaksana dengan baik.
semua tahu  bahan bahan yang menyebabkan polusi itu banyak dan beraneka ragam hingga setiap hari pun kita mengeluarkan polusi yang banyak dari kendaraan kita dan aktivitas kita
banyak manfaat Go Green  jika terlaksana dengan baik yaitu sebagai berikut ;
  1. Sebagai paru-paru kota dan kampus kita. Tanaman sebagai elemen hijau, pada pertumbuhannya menghasilkan zat asam  yang sangat diperlukan bagi makhluk hidup untuk pernapasan;
  2. Sebagai pengatur lingkungan vegetasi akan menimbulkan hawa lingkungan setempat menjadi sejuk, nyaman dan segar;
  3. Pencipta lingkungan hidup
  4. Penyeimbangan alam merupakan pembentukan tempat-tempat hidup alam bagi satwa yang hidup di sekitarnya;
  5. Perlindungan, terhadap kondisi fisik alami sekitarnya (angin kencang, terik matahari, gas atau debu-debu);
  6. Keindahan
  7. Kesehatan
  8. Rekreasi dan pendidikan
  9. Sosial politik ekonomi
Sebenarnya Go Green bukan hanya untuk orang yang ada disekitar kita namun untuk kita sendiri juga sangat penting untuk kelangsungan hidup kita sehari hari dalam beraktivitas / kuliah dalam kita melakukan Go Green berarti kita menyediakan kehidupan bagi makhluk hidup yang di ciptakan Allah yaitu hewan hewan dan tumbuhan  yang sudah hampir punah saat ini dan kita juga mnyediakan kelangsungan hidup untuk anak cucu kita kelak nanti, coba kita bayangkan jika kita tidak melakukan Go Green  apa yang terjadi dengan bumi kita ini suhu semakin panas akibat atmosfer yang menipis dikarenakan banyaknya polusi yang dihasilkan dari aktivitas manusia, tumbuhan, hutan tidak sanggup menyerap atau mnetralisir polusi karena hutan tidak diurus malah hutan semakin dirusak untuk kepentingan sekelompok orang orang untuk mencari keuntungan semata, pernahkan anda membayangkan jika yang hidup di dunia ini hanya manusia saja hutan hutan habis,hewan punah yang mampu bertahan  hidup hanyalah hewan dan tumbuhan parasit saja,semoga tidak terjadi. Dengan demikian jagalah hutan kita yang sudah ada ini dan lakukan lah minimal menanam satu pohon perorang sebqagai tabungan oksigen kita dan kurangilah polusi yang dihasilkan sekali lagi ini demi kelangsungan hidup kita juga manfaatnya.

Global Warming
Pemanasan global adalah adanya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi.

Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, "sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia"[1] melalui efek rumah kaca. Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik, termasuk semua akademi sains nasional dari negara-negara G8. Akan tetapi, masih terdapat beberapa ilmuwan yang tidak setuju dengan beberapa kesimpulan yang dikemukakan IPCC tersebut.

Model iklim yang dijadikan acuan oleh projek IPCC menunjukkan suhu permukaan global akan meningkat 1.1 hingga 6.4 °C (2.0 hingga 11.5 °F) antara tahun 1990 dan 2100.[1] Perbedaan angka perkiraan itu dikarenakan oleh penggunaan skenario-skenario berbeda mengenai emisi gas-gas rumah kaca di masa mendatang, serta model-model sensitivitas iklim yang berbeda. Walaupun sebagian besar penelitian terfokus pada periode hingga 2100, pemanasan dan kenaikan muka air laut diperkirakan akan terus berlanjut selama lebih dari seribu tahun walaupun tingkat emisi gas rumah kaca telah stabil.[1] Ini mencerminkan besarnya kapasitas panas dari lautan.

Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrim,[2] serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya berbagai jenis hewan.

Beberapa hal-hal yang masih diragukan para ilmuan adalah mengenai jumlah pemanasan yang diperkirakan akan terjadi di masa depan, dan bagaimana pemanasan serta perubahan-perubahan yang terjadi tersebut akan bervariasi dari satu daerah ke daerah yang lain. Hingga saat ini masih terjadi perdebatan politik dan publik di dunia mengenai apa, jika ada, tindakan yang harus dilakukan untuk mengurangi atau membalikkan pemanasan lebih lanjut atau untuk beradaptasi terhadap konsekwensi-konsekwensi yang ada. Sebagian besar pemerintahan negara-negara di dunia telah menandatangani dan meratifikasi Protokol Kyoto, yang mengarah pada pengurangan emisi gas-gas rumah kaca.


Penyebab
pemanasan  global

Efek rumah kaca
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Efek rumah kaca

Segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari Matahari. Sebagian besar energi tersebut dalam bentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini mengenai permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi, akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini sebagai radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain uap air, karbon dioksida, dan metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi. Hal tersebut terjadi berulang-ulang dan mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat.

Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana kaca dalam rumah kaca. Dengan semakin meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas yang terperangkap di bawahnya.

Sebenarnya, efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup yang ada di bumi, karena tanpanya, planet ini akan menjadi sangat dingin. Dengan temperatur rata-rata sebesar 15 °C (59 °F), bumi sebenarnya telah lebih panas 33 °C (59 °F) dengan efek rumah kaca (tanpanya suhu bumi hanya -18 °C sehingga es akan menutupi seluruh permukaan Bumi). Akan tetapi sebaliknya, akibat jumlah gas-gas tersebut telah berlebih di atmosfer, pemanasan global menjadi akibatnya.













Efek umpan balik


Efek-efek dari agen penyebab pemanasan global juga dipengaruhi oleh berbagai proses umpan balik yang dihasilkannya. Sebagai contoh adalah pada penguapan air. Pada kasus pemanasan akibat bertambahnya gas-gas rumah kaca seperti CO2, pemanasan pada awalnya akan menyebabkan lebih banyaknya air yang menguap ke atmosfer. Karena uap air sendiri merupakan gas rumah kaca, pemanasan akan terus berlanjut dan menambah jumlah uap air di udara hingga tercapainya suatu kesetimbangan konsentrasi uap air. Efek rumah kaca yang dihasilkannya lebih besar bila dibandingkan oleh akibat gas CO2 sendiri. (Walaupun umpan balik ini meningkatkan kandungan air absolut di udara, kelembaban relatif udara hampir konstan atau bahkan agak menurun karena udara menjadi menghangat).[3] Umpan balik ini hanya dapat dibalikkan secara perlahan-lahan karena CO2 memiliki usia yang panjang di atmosfer.

Efek-efek umpan balik karena pengaruh awan sedang menjadi objek penelitian saat ini. Bila dilihat dari bawah, awan akan memantulkan radiasi infra merah balik ke permukaan, sehingga akan meningkatkan efek pemanasan. Sebaliknya bila dilihat dari atas, awan tersebut akan memantulkan sinar Matahari dan radiasi infra merah ke angkasa, sehingga meningkatkan efek pendinginan. Apakah efek netto-nya pemanasan atau pendinginan tergantung pada beberapa detail-detail tertentu seperti tipe dan ketinggian awan tersebut. Detail-detail ini sulit direpresentasikan dalam model iklim, antara lain karena awan sangat kecil bila dibandingkan dengan jarak antara batas-batas komputasional dalam model iklim (sekitar 125 hingga 500 km untuk model yang digunakan dalam Laporan Pandangan IPCC ke Empat). Walaupun demikian, umpan balik awan berada pada peringkat dua bila dibandingkan dengan umpan balik uap air dan dianggap positif (menambah pemanasan) dalam semua model yang digunakan dalam Laporan Pandangan IPCC ke Empat.[3]

Umpan balik penting lainnya adalah hilangnya kemampuan memantulkan cahaya (albedo) oleh es.[4] Ketika temperatur global meningkat, es yang berada di dekat kutub mencair dengan kecepatan yang terus meningkat. Bersama dengan melelehnya es tersebut, daratan atau air dibawahnya akan terbuka. Baik daratan maupun air memiliki kemampuan memantulkan cahaya lebih sedikit bila dibandingkan dengan es, dan akibatnya akan menyerap lebih banyak radiasi Matahari. Hal ini akan menambah pemanasan dan menimbulkan lebih banyak lagi es yang mencair, menjadi suatu siklus yang berkelanjutan.

Umpan balik positif akibat terlepasnya CO2 dan CH4 dari melunaknya tanah beku (permafrost) adalah mekanisme lainnya yang berkontribusi terhadap pemanasan. Selain itu, es yang meleleh juga akan melepas CH4 yang juga menimbulkan umpan balik positif.

Kemampuan lautan untuk menyerap karbon juga akan berkurang bila ia menghangat, hal ini diakibatkan oleh menurunya tingkat nutrien pada zona mesopelagic sehingga membatasi pertumbuhan diatom daripada fitoplankton yang merupakan penyerap karbon yang rendah.[5]


dikirim oleh : Dini Ainudiva (dini.ainudiva@gmail.com)
Diposkan oleh Lalla :') di 01.59 Label: for your info, support













Jumat, 03 Mei 2013

jessy j domino

Diposting oleh arimbiputri di 18.55 0 komentar

Kamis, 11 April 2013

DAFTAR ORANG TERTUA

Diposting oleh arimbiputri di 23.57 0 komentar

TIPS MENGHILANGKAN GALAU

Diposting oleh arimbiputri di 23.27 0 komentar

 

only one Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting